skip to main | skip to sidebar

About me

Unknown
Lihat profil lengkapku

Archivo del blog

  • ► 2014 (1)
    • ► Februari (1)
  • ▼ 2012 (2)
    • ▼ Januari (2)
      • Pers Mahasiswa Sebagai Pers Nasional
      • Konvergensi Media
  • ► 2011 (6)
    • ► November (6)

MySpace

MySpace

follow me

follow me

facebook

facebook

waktu

music on

videokeman mp3
Smile – Avril Lavigne Song Lyrics

Pages

  • Beranda

update twitter

Popular Posts

  • sejarah singkat K.H Muhammad Fudholi
    K. H. Muhammad Fudholi Kalau kita berjalan/berkendara dari arah Bekasi menuju Cikarang melewati jalan biasa, maka mesti kita aka...
  • Sejarah Kateda
    Sejarah kateda Sejarah kateda sebagian besar tidak diketahui publik, sebagaimana pengetahuan publik tentang keberadaan kateda itu sendir...
  • Daftar Sejarah Dunia Yang Dirahasiakan !
    Banyak fakta-fakta sejarah yang sengaja disembunyikan dari pengetahuan masyarakat luas. Mungkin karena adanya keburukan atau kejahatan yang...
  • 10 Pemandangan Terindah di Dunia
    Kalau anda punya penyakit takut akan ketinggian, sebaiknya anda tidak mengunjungi tempat-tempat ini. Dachstein Sky Walk (Austria) Disebut “...
  • Konvergensi Media
    Konvergensi Media Perkembangan di bidang Teknologi Informasi telah menyebabkan terjadinya konvergensi, hilangnya peradaban antarmedia, s...
  • Hikmah dibalik Serangan Israel atas Bangsa Palestina
    Gaza, Januari 2009 Setiap peristiwa pasti ada hikmahnya betapapun peristiwa itu tersebut bagi kita memang sangat pahit dirasakan, ap...
  • Pers Mahasiswa Sebagai Pers Nasional
    Pers Mahasiswa Sebagai Pers Nasional Pada awal-awal kejatuhan rejim orde baru, peran pers mahasiswa sangat terasa. Melalui apa yang me...
  • Kontak Admin
    Nama                : Alfian Qusyairi  No Telepon        : 081910007661 / 08774158544 Facebook          :  Ian Qusyairi Twitter     ...
  • Mutiara Kehidupan
    Cinta seperti matahari, ia tetap bercahaya. Walau malam menjelma, cahayanya pada bulan tetap menerangi kekadang ia juga gerhana tetapi akan ...

About Me

Unknown
Lihat profil lengkapku

Pengikut

Featured Posts Coolbthemes


ian qusyairi

Pers Mahasiswa Sebagai Pers Nasional

Selasa, 17 Januari 2012


Pers Mahasiswa Sebagai Pers Nasional

Pada awal-awal kejatuhan rejim orde baru, peran pers mahasiswa sangat terasa. Melalui apa yang mereka sebut sebagai newsletter, para aktivis pers mahasiswa di Jakarta melalui “Bergerak”, Yokyakarta melalui “Gugat”, ataupun kota-kota besar lainnya mengadakan liputan jurnalistik mengenai berbagai aksi mahasiswa untuk menggulingkan rejim orde baru. Kegiatan mereka terlihat kompak, karena antara satu kota dengan kota lainnya terjalin kontak melalui media internet.
Diantara mereka saling berkirim kabar mengenai berbagai aktivitas mahasiswa di kota mereka masing- masing. Visi jurnalistik mereka untuk memberikan liputan yang memenuhi kaidah-kaidah jurnalisme tertentu diramu dengan visi idealistik mereka untuk melakukan kontrol sosial telah melahirkan suatu bentuk media perjuangan baru: mewsletter perjuangan. Berbeda dengan pamflet yang hanya berisi ajakan provokatif untuk melakukan aksi masa tertentu, media ini selain menampilkan hal-hal yang bersifat provokatif, juga memunculkan hal-hal yang bersifat informatif, misalnya agenda aksi.
Merujuk pada namanya, “pers mahasiswa”, esensi karakter aktivitas pers yang digawangi mahasiswa sebenarnya sudah jelas. Persma adalah entitas-sintesis dari dua subjek yang sama-sama potensial dan berat; yang satu  “pers” dan satunya lagi “mahasiswa”. Sebagai pers, ia dituntut menjadi pelopor perubahan dan pemecah kebekuan. Maka ketika kedua entitas ini digabungkan, dapat dibayangkan betapa besar, agung, dan beratnya nama itu.
Pada dasarnya, setiap pers di negara ini ditujukan untuk memegang fungsi to inform ( informasi ), to educate ( pendidikan ), to Entertaint ( hiburan ), serta sosial kontrol. Untuk menjalankan fungsi itu, didalam UU pokok pers no. 40 tahun 1999 lembaga pers juga dibenarkan berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Artinya selain menjalankan tugas mulia yaitu memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui, menegakkan nilai-nilai demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan HAM, kemidian mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar. Lalu melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap hak yang berkaitan dengan kepentingan umum serta harus memperjuangkan keadilan dan kebenaran, pers juga dibenarkan mencari keuntungan komersil.
Meski secara gamblang kita tak pungkiri fungsi terakhir sering menjadi utama bagi segagian pers di Indonesia, artinya keuntungan finansial dijadikan tujuan utama dengan mengenyampingkan tugas dan fungsi lain seperti di atas.
Peran ideologis yang dijalankan media ditunjukkan dengan kemampuan untuk menjadi pembentuk agenda masyarakat sebagaimana ditunjukkan dalam teori agenda setting media ( McQuail dan Windhal, 1984; Liftlejhon, 1996; Severein dan Tankard, 1997 ). Dalam era reformasi peran ideologis untuk menentukan agenda publik ini menjadi amat terasa keampuhannya. Dengan kemampuannya sebagai gate keeperpers, mahasiswa bisa menciptakan agenda media ( media agenda ) dan pada gilirannya nanti akan mempengaruhi agenda publik ( publik agenda ) dan pada gilirannya nanti akan mempengaruhi agenda kebijakan ( policy agenda ).
Pengaruh yang ditimbulkan oleh media melalui kemampuannya menciptakan agenda publik dan agenda kebijakan ini bisa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu refresentasi ( publik bisa menciptakan pengaruh tertentu pada media ),       persistensi
( pemeliharaan agenda yang sama oleh publik ). Relasi kekuatan antara media dengan sumbernya bisa terwujud dalam bentuk perimbangan kekuatan diantara keduanya. Apabila diantara media dengan sumbernya sama-sama mempunyai kekuatan yang besar, akan terjadi perjuangan untuk saling berebut pengaruh. Hal ini terjadi apabila diantara kedua keduanya tidak terjadi kesesuaian ideologi tertentu. Namun apabila mereka mempunyai kesamaan ideologi, pengaruh keduanya akan sangat besar pada publik. Pengaruh yang sama tidak akan ditemui apabila kekuatan antara media dengan sumbernya tidak berimbang, misal salah satu pihak lebih dominan atau keduanya sama-sama dominan. Dalam kasus terakhir, pengaruh publiklah yang akan terasa.
Sementara pers mahasiswa yang lebih bercirikan sebagai media komunitas ketimbang media massa akan menghadapi kesulitan untuk sepenuhnya menjalankan fungsi seperti pers umum. Ini karena persma memiliki etos yang disebut ‘asas jurnalisme menantang’, sarat opini ketimbang fakta ( scientific journalism ), serta political-state-oriented .
Dan alam pikiran persma yang terwujud dalam penampilan bahasa jurnalistiknya yang meliputi tiga bentuk : konsep abstrak, pernyataan-pernyataan “keharusan”, dan lontaran-lontaran “pernyataan”. Dari sini, sangatlah jelas bahwa persma selama ini terlampau gampang melanggar asas-asas jurnalisme konvensional yang senantiasa mengedepankan fakta ketimbang opini dan menjunjung tinggi objektivitas.
Untuk menggambarkan karakter watak pers mahasiswa, mari kita amati empat ciri kehidupan mahasiswa yang membedakannya dengan warga masyarakat umumnya adalah : (1) mahasiswa adalah kelompok kaum muda, yang masih merasakan mentalitas kaum muda-dinamis, radikal, lugas; (2) mahasiswa adalah kelompok yang menjalani sistem pendidikan formal-modern yang mampu membuat mereka berfikir rasional, kritis, skeptis dan objektif; (3) mahasiswa merupakan yang relatif independen, hanya berkepentingan terhadap masa depan kemanusiaan yang lebih baik, dan tak punya keterikatan materialis, politis, ideologis; (4) mahasiswa merupakan kelompok subsistem dalam masyarakat karena itu mahasiswa senantiasa ingin berinovasi, berorientasi pada hal-hal yang normatif, fundamental, prinsipil.
Tipologi mahasiswa sebagai kelompok kelas menengah yang khas dalam masyarakat itu, kemudian melatar belakangi etos dalam “idealisme persma”-kalaulah istilah ini wajar kita pakai. Situasi inilah yang mengarahkan mahasiswa pada pikiran-pikiran yang normatif, ideal, fundamental melulu, seringkali mengenyampingkan realitas. Akibatnya, antara berpikir ideal dan realita, mahasiswa jatuh lebih banyak kepada pemikiran-pemikiran ideal. Singkatnya, “fitrah” mahasiswa adalah kaum utopis. Dengan karakter yang begitu unik, aktivitas mahasiswa dalam mengelola pers mahasiswa akan memberikan kontribusi penting bagi tumbuh kembangnya civil society di Indonesia. Salah satu konsekwensi yang pasti muncul adalah terbuka luasnya ruang publik ( public sphere ) dengan dialog argumentatif nilai-nilai yang saling bertentangan.
Keberhasilan pers mahasiswa dalam membantu menumbuhkembangkan civil society di Indonesia akan dapat berhasil dengan baik apabila ia mampu memenuhi validitas keshahiannya. Artinya pers mahasiswa harus mampu tampil secara profesional sebagaimana pers umum. Tanpa profesionalitas itu, pers mahasiswa memang hanya akan menjadi laboratorium jurnalistik belaka.
Namun begitu saat ini kehidupan pers mahasiswa tidak terlalu jauh dari visi jurnalistik umum. Para pengelola pers mahasiswa sekarang ini lebih concern dengan hal-hal yang berhubungan aspek jurnalistik dibanding aspek idealistik. Hal ini sangat bisa dimaklumi mengingat semangat profesionalisme merupakan satu dominan di masa depan. Aktif di lembaga semacam pers mahasiswa merupakan suatu peluang penting untuk mempelajari suatu profesi tertentu yaitu dunia kewartawanan pada khususnya dan dunia tulis-menulis pada umumnya. Apapun latar belakang pendidikan para pengelola pers mahasiswa, setelah mereka lulus nanti, mereka telah mrmpunyai satu profesi tertentu untuk digeluti lebih lanjut. Terlebih sekarang ini telah terjadi booming media massa, baik cetak maupun elektronika. Profesi sebagai jurnalis terbuka lebar bagi mereka yang berkiprah di lembaga pers mahasiswa.

Diposting oleh Unknown di 01.39  

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Blog Design by Gisele Jaquenod

Work under CC License.

Creative Commons License